Jumat, 17 Oktober 2008

Baumu


Baumu kembali merebak di kabut pagi
ceritamu menderu-deru, tidak putus-putus, walau nafasmu terengah-terengah menahan jiwa yang menggelegak...
mungkin engkau juga tidak pernah tahu, dan tidak mau mengerti
derumu mengiris-iris aku...

baumu kembali merebak di kabut pagi..
bibirmu basah, menahan liur yang tidak sempat kau telan, karena ceritamu yang tidak berkesudahan
cerita tentang nafsumu, cerita tentang hasratmu, cerita tentang keinginanmu
mungkin engkau juga tidak mengerti, aku terseret dalam alur ceritamu
karena aku kadang tidak bisa hanya berdiri di pinggiran

baumu kembali merebak di kabut pagi..
mengapa engkau memilihku untuk mendengarmu?
mengapa engkau membiarkan aku terendam dalam pusaran
yang membuat aku robek beremah???
mengapa engkau tidak mau berusaha mengerti...

2 komentar:

Anonim mengatakan...

ambumuuu!!! he.. he..

Anonim mengatakan...

kok terasa pedih sekali, ya?