Senin, 30 Juli 2007

Siapkah universitas bersaing?????

Pas dolan ke Solo
Sempet ngobrol ngalor ngidul
Salah satu obrolan mengenai dibukanya Universitas Manchu di Malang. Kalo ga salah ini univ t o p b g t deh, baik sejak jaman dulu (konon dulu banyak orang pintar kita yang sekolah di sana juga), maupun saat ini.

Pulang dari sana aku berpikir
Wuihhh gila juga pendidikan di Indonesia . kalo ga hati-hati benar2 bisa dilibas oleh pendidikan asing. Mereka menawarkan banyak hal menarik. Lebih menarik dibandingkan dengan pendidikan domestik. Terus gimana dong dengan pendidikan lokal?

Tapi mungkin ini bagian dari yang sebut sebagai internasionalisasi pendidikan.
Aku kemudian ingat tempatku sekolah sekarang, UGM. Beruntunglah UGM karena dia merupakan salah satu dari 100 perguruan tinggi unggulan dunia yaitu berada pada peringkat 56 dalam bidang ilmu budaya dan humaniora.

Ketika suatu universitas dinyatakan menjadi bagian dari sistem pendidikan dunia, maka berarti institusi dan segenap civitas akademisnya masuk dalam suatu proses internasionalisasi pendidikan. Kata internasionalisasi mengacu pada suatu proses yang terintegrasi dari dimensi internasional pada fungsi pengajaran, penelitian dan pengabdian suatu institusi pendidikan tinggi. Paradigma pendidikan yang tanpa batas - borderless education – yang menggambarkan pergerakan riil maupun virtual dari mahasiswa, dosen, pengetahuan dan program akademik dari satu negara ke negara lain menjadi bagian kehidupan akademis yang tidak dapat dicegah. Sehingga mau tidak mau, universitas lokal harus berani menghadapi tantangan ini. Bila mobilitas akademis menjadi semakin tidak terbatas, maka customer satisfaction menjadi satu hal yang tidak dapat dihindari.

Universitas adalah services provider, sehingga mutu pelayanan jasa pendidikan kepada mahasiswa dan proses menghasilkan lulusan yang berkualitas merupakan dua kunci utama untuk menghadapi persaingan dan internasionalisasi pendidikan tersebut. Suatu skema yang sangat sederhana menggambarkan adanya 4 komponen yang akan membawa suatu universitas menjadi universitas pilihan.
Yang pertama adalah kandidat mahasiswa: bagaimana dengan kualifikasi mereka ketika masuk? Yang kedua adalah sistem pendidikan: bagaimana sistem itu bekerja?, dan bagaimana dengan kepuasan mahasiswa sebagai pengguna jasa? Yang ketiga adalah lulusannya: apa yang mereka pikirkan mengenai kualitas mereka setelah lulus dibandingkan ketika mereka masuk? Apakah meningkat? Atau justru mengalami degradasi????.... Dan yang terakhir adalah pengguna lulusan universitas tersebut: apa yang mereka pikirkan mengenai kualifikasi dan kinerja alumni?

Lalu kalo semua ini sudah dilakukan, bagaimana mempromosikannya ke luar, sehingga orang juga tahu bahwa Indonesia memiliki universitas jempolan. Sebenarnya alumni dan mahasiswa aktif merupakan juru bicara yang paling handal untuk mengkomunikasi, menginformasikan, seluruh proses yang terjadi selama pendidikan.



Wah.... tapi kadang aku berpikir... kayaknya masih jauh banget ya kita untuk sampai ke sana. Sekarang yang tumbuh lebih banyak pada jumlah.
Jogja aja udah bejibun jumlah universitasnya, bahkan termasuk universitas yang statusnya terdengar.... hhehehe
Tapi bagaimanapun sustainable quality improvement menjadi hal yang patut diupayakan bersama untuk menjadi universitas terkemuka.

(sebenarnya sebagian tulisan ini merupakan tulisanku buat temen yang harus pidato wisuda. hehehe ini mah karena obsesiku berpidato ga kesampaian. gara-gara lulus lebih lambat 4 bulan dari anak MM meski ipku lebih tinggi... walahhhhhh)

Jumat, 27 Juli 2007

kadang aku tidak yakin

Kadang aku tidak yakin pada diriku sendiri
Ketika sesuatu tiba-tiba terengut dari aku
Sesuatu yang bisa membuatku nyaman
Apakah aku mengalami perampokan?

Kadang aku tidak yakin pada diriku sendiri
Ketika aku sangat menginginkannya kembali
Dan aku mencoba menghadirkannya lagi
Dengan dibungkus baju yang baru
Apakah aku melakukan penipuan?

Kadang aku tak yakin pada diriku sendiri
Lebih indah manakah?
Dirampok atau menipu?

Kadang aku tak yakin dengan diriku sendiri….


(thanks mbak buat inspirasinya)

ini bukan mahkotaku

dalam bisuku, aku berulang berucap, cantikkah aku?
ketika cantik hanya menjadi mahkota
yang kian lama kian samar
dan dalam telanjangku
yakinlah aku
ini bukan mahkotaku

Senin, 23 Juli 2007

nasi buk

nasi buk
bukan nasi pak
nasi ini katanya khas madura...
uenakkk banget deh. coba perhatikan isinya
dikemas cantik banget

ga usah dijelasin deh yang jelas bikin hhmmmm ngiler
ada srundengnya... iya, srundeng daging yang empuk, dengan parutan kelapa yang gurih dan gula jawa yang tidak terlalu manis
ada kering tempe dengan pedas yang sedang
ada telur dadarnya
ada sambelnya...
dan tentu saja peyek yang renyah
yummmyyy mmy mmyy mmyyy
ini cocok banget buat sarapan. memang sih prosinya lumayan guede, terutama buat yang sedang diet
tapi asik kok... sekali-sekali lupain diet, dan menikmatinya.

aku maem nasi ini di hotel tugu malang ketika liburan dengan keluarga pada bulan maret yang lalu (hotel ini very very romantic and exotic, every rooms has own style. ntar kapan kapan aku cerita tentang hotel tugu malang ya. pokoknye recommended banget deh)
 

Minggu, 22 Juli 2007

bising rinduku

bising ini adalah rinduku
satu impian tuk gapai kamu
tapi di sana ada dunia lain
yang menarik ceriamu
sehingga muaramu jauh dari muaraku


(puisi ini kata seorang teman aku buat pada tahun 1984an, terimakasih kamu menfilenya)
kadang aku harus berhenti berjalan
agar aku sempat melihat pemandangan
yang sering terlewat ketika aku melaju