Kamis, 30 April 2009

Ambarawa: Pasar Hewan saben pon

Karena tidak puas memotret Candi Losari yang merana, maka diputuskan untuk mengisi perut..hehehe..pelarian yang salah kayaknya.
Jadi inget advis kulinernya Yayok... Bu Santi, nasi rames...
maka sebelum Klenteng muntilan, berbeloklah aku ke kiri... tepat di pengkolan, ada warung ijo sederhana, Bu Santi...
"Sampun bikak bu...."
"sampun jeng...."

maka masuklah aku.. dan hmmmmm aroma masakan, beraneka ragam, membuat aku terpikat. ada kering tempe, asem-asem sandung lamur, bakmi, berbagai oseng-oseng, opor dan masih banyak lagi..


maka memesanlah aku.. "Bu... nasinya sedikit sekali ya... terus pake telur dadar aja"
"Pahitannya iya nggak jeng??"
maka ditambahkanlah oseng pare dan oseng daun pepaya. diguyurlah nasiku dengan kuah opor dan sambel goreng krecek...

yummmmmmyyyyyy... aku maem pelan2 sambil melihat hasil foto hari ini...
puas maem... langsung jalan lagi ke Semarang..
ketika sampai ambarawa, aku lihat orang memikul sangkar burung... woowwww..langsung aja deg-degan... adrenalin berpendar pendar lagi.... pasaran ni, pasar hewan di ujung sana...
Aku udah beberapa kali lewat, ternyata tidak buka. Pasar hewan ambaraw hanya buka kalo Pon..
wowhhh bejo kemayangan dong... parkirlah aku... nglunthung kathok supaya tidak basah lumpur.. dan masuklah ke pasar..
ada ibu-ibu menjual burung berwarna kuning..indah...

mmmm disudut sana ada seorang bapak bermain dengan bajing peliharaannya..raut muka cinta ada di wajahnya

Masuk lebih dalam lagi ada barisan bebek yang di jual...suara riuh ada di sana..

tiba-tiba ada suara mas-mas: "wah... mbake lucu..kerja di pabrik cat.. kok kesini buat moto-moto..."
agak bingung aku, cuman nyengir, dan bertanya :"emang kenapa mas?"
"Lha itu kaki dan tangannya biru-biru....."
aseeeemmmmmmm batinku, ngomentari cat kukuku ternyata.. aku jawab aja sekenanya: "ini bukan kesokan cat mas... ini ketiban bata...makanya njarem (memar) jadi biru..."
aku terus berjalan, melihat pasar sapi di dalam. Ada tukang khusus cuci sapi, yang tugasnya mencuci sapi. satu sapi sekitar 3000 rupiah.

ada tradisi unik disana. Uang receh 500an begitu laku. karena ini adalah tanda jadi. bisa seseorang sudah naksir salah satu sapi. jadi tidak langsung bayar...tadi cukup memberikan uang receh itu sebagai tanda jadi.
setelah puas nguplek..keluarlah aku. di sisi luar, berderet penggemar burung dara, ngelus-ngelus burungnya. ada juga yang mencoba peluit burung dara....titttt.....tiiiiiiiiiiiiiiiiiitttttttttttt...

di ujung gang, para penggemar ayam aduan, saling bercakap membanggakan ayamnya
hmmmmm sisi dunia yang lain. yang kadang kita tidak tahu dan tidak mau tahu keras...

Candi Losari - Muntilan

Kamis pagi ini nggak tau kenapa, nafsu motretku membara...hahaha
habis udah beberapa kali batal melulu
ketika kabut masih menyelimuti jalan aku mulai mengeluarkan si item dari garasi Minggiran ke Semarang...
pingin banget bisa mampir Candi Losari...setelah krasak belok ke barat 1 km
masuklah aku ke kesunyian pagi jam 6.30... sayup kicau burung dan desir angin membuatku merasa damai

jalanan lengang, seorang tua berjalan tertatih, padi yang masih kecil..ada damai di sana
setelah kebablasan... dan nanya, maka muterlah aku dan parkir di kebun orang..
"menggok mriko mbak, nggen buk sing betheke pun radi rusak..."
nah aku clingak-clinguk... mana ini...
nanya lagi...oooooo ternyata aku harus melangkah masuk kebun salak yang gelap.
agak takut sih... takut diperkosa ditengah kebun salak...halah koyo pilem2 indonesia
aku nanya ke mas-mas yang ndodok di pinggir sawah...
"tebih mas...", "mboten mbak... 50 meteran" "mboten nopo2 estu?" "mboten mbak..."
maka masuklah aku dalam kegelapan kebun salak.

masih berharap bisa memotret candi yang diselimuti matahari terbit....
namun... aku terlalu optimis tampaknya, lupa bahwa kadang Indonesia tidak peduli dengan warisan budaya..
aku cuman menemu candi, pucuk candi tepatnya, yang terendam dalam jugangan yang penuh air....

mmmmmmhhhhh sedih rasanya... pasti ini kalo digali lebih dalam, ada candi yang cukup besar...
menghirup bau tanah lembah...dan melihat matahari di ujung sana...
aku beranjak lagi... meneruskan jalan...

Selasa, 21 April 2009

Bunga untuk Ibu


Aku hanya memiliki bunga sederhana untukmu ibu
sebagai ucapan terimakasihku

karena engkau telah membiarkanku menjadi kupu
kupu kecil yang bersayap putih
dan tidak memaksaku menjadi pelangi
yang memiliki banyak warna....


(melihat perempuan membagi bunga di jalan...membuatku berpikir, seindah bungakah perempuan itu? haruskah perempuan menjadi bunga yang penuh warna??? haruskah dia begitu cemerlang?? atau justru kesederhanaan pilihannya membuat dia tampak indah???)

Sabtu, 11 April 2009

Spa on the sky


Pagi bening itu menyambutku di Bandungan Jawa Tengah

Ketika memasuki Susan Spa, resort yang cantik, dengan banyak bunga mekar berwarna, seakan memberikan janji kesejukan di tengah panasnya semarang...

Hari ini sih sebenarnya bukan mau dolan.. karena senin selasa kemarin adalah hari Raker untuk FE unika...

namun namanya tidak kreatif, kalo si panitia yang sebagian besar terdiri dari si bengal hehehhe..
akhir pada sesi sore ada acara boleh jacuziii, boleh sauna. mau renang... yah boleh ajalah.
akhirnya pilihanku pada Spa... mmmmm

aku kebetulan bareng dengan Vena... dan lagi-lagi kalau bukan akal keren vena.. maka aku tidak bisa menikmati Spa on the sky..
Masuk ke ruang spa yang tenang, sudah memberikan sensasi sendiri.. harum aromatherapy, menenangkan pikiran dan rasa hatiku sore..

treatment pertama ada cuci kaki... ahhaha cuci kaki kok'an istilahnya.. direndam dan dipijat dalam campuran air serai dan jeruk... dingin dan merelakskan...


setelah itu masuk kamar yang temaram, yang dikejuhan tampak suasan gunung yang asik banget...



segera tengkurap dan aku menikmati pijatan exotic avocado... wangi apokat dan susu begitu lembut...
Vena di sebelahku tampaknya juga menikmati pijatan si mbak...
nah inilah ujung yang paling menyenangkan dan bego... hahaha..

si Mbak: "mbak ini bathtubnya kan cuman 1, yang satu nanti berendamnya di kamar sebelah ya..."
Aku : "ven... kita barengan aja... biar bisa melihat pemandangan sambil ngobrol.."
Vena: " iya mbak... nggak papa... wong kami biasanya mandi berdua.."
Si Mbak: "bener nih mbak... nggak papa...???"
Aku: " tenang aja mbak nggak papa.."
maka si mbak menuang susu satu wadah besar... mbak ini treatment yang avocado ya.. dan kemudian.... dia menuang cairan merah... ini treatment yang javanese spanya mbak vena....
wow.....wow.... wow..... pantesan dia menanyakan berkali2... kan berarti kami berendam Susu jahe... emang STMJ..... halahhhhhhhhh

yo wis... namanya udah kebacut... anggep aja milkshake, susu merah....rasa jahe..........hahahahahahahahahha

Minggu, 05 April 2009

Suatu pagi di Tlogo putri

Tlogo Putri adalah suatu tempat di sudut Kaliurang. waktu aku kecil, dan remaja... aku selalu begitu antusias ke kaliurang, terus jadah tempe mbok carik, yang waktu itu masih ada di tlogo putri, berenang, dan ditutup dengan naik gunung liat air terjun.
pagi tadi karena harus antar eki ke kaliurang, mampirlah aku ke Tlogo putri....
Bunga sepatu merah, dengan titik embun, persis merona di depan mobil yang kuparkir... mmmm cantik.

kemudia kulangkahkan kaki, menaiki beberapa anak tangga... ooooo tidak selincah dulu.. mungkin terlalu berat badan ini.. baru naik.. langsung mak sek.....agak ilfil melihat kelinci dikuliti dan digantung untuk dijadikan sate. sebagai vegan pemula, yang masih seminggu sekali pasti gagal... langsung neg banget rasanya...

kaki melangkah lagi. transaksi buah, antara mbok-mbok tua, dan nyonya-nyonya muda terjadi. selisih harga seperak dipertahankan mati-matian... nelongso juga rasanya. ketika mereka asik menawar, seekor monyet besar, menengok dari atas..seakan ingin merasakan nikmatnya pisang susu dan pisang mas yang dijual simbok yang bergigi emas tadi.



ranumnya pisang, legitnya duren menjadi hiasan tlogo putri pagi ini..


akhirnya aku putuskan untuk makan pecel.. lihat, sayurnya komplit-plit. mulai dari pare, kembang turi, sawi, bayem, kenikir, kobis dan wortel semuanya ada. ditambah bihun jagung, dan satu potong tempe gembus, lengkaplah menu sarapanku pagi ini.



minumannya wedang ronde dengan jahe yang terasa pedasnya...

sambil menunggu pintu ke air terjun buka, aku mengamati pembicaraan dua simbok ini. mereka agak kesal, karena letak dodolan mereka di ujung jalan, sehingga bagian tengah jualannya payuuuu banget, mereka cuman bisa bengong... mereka saling dukung satu sama lain, berharap ada tamu baru yang bersedia membeli.

setelah bayar karcis dua ribu... masuklah aku di kerimbunan hutan tlogo putri. bau lumut dan bau pinus.. mengingatkan ku pada bau masa kecil.. aku menjadi kangen...

pohon tumbang yang ditumbuhi lumut hijau basah... memberi memori yang masih utuh, meski kaliurang makin tidak terawat.

dan air terjun, menutup kunjunganku pagi ini. meski tidak seindah dulu.. kaliurang masih menyimpan magmanya.

Menyusuri Congot dan Glagah

pagi jam 9.. aku udah nongkrong di depan BRI gamping, ngapain lagi kalo tidak menunggu miss muter-muter alias Judith. akhirnya sabtu kemarin, dolan bareng terlaksana
dulunya mau ke gua kiskendo... tapi setelah semalam hujan mengguyur jogja, kayaknya akan sangat berat kalo harus turun naik, dan berbasah2.
akhirnya diputuskan ke Glagah dan congot. di mobil sambil ngobrol sana-sini, akhirnya Judith memilih ke COngot duluan yang lebih jauh...
nah disinilah letak kesalahannya. karena percaya bahwa ini yang lebih jauh dan keasikan ngobrol, akhirnya kami kelewatan sekitar 8 km dari belokan congot. Memang T E R L A L U!!!

akhirnya sampai juga di pantai Congot. pantai ini lengang banget... hanya beberapa motor diparkir tersembunyi dengan beberapa orang muda yang berhimpit erat di atasnya....
setelah ambil beberapa foto, kami jalan lagi ke arah Glagah. sepanjang perjalanan, gumuk pasir disana-sini.. Nah ada sesuatu yang aneh. hamparan enceng gondok di jemur berserak di mana-mana, namun kami tidak menemukan tanaman aslinya.


ketika, ada seorang penjemur enceng gondok, turunlah kami. maka ketahuanlah. enceng gondok ini bukan berasal dari glagah.. tapi dari cilacap tepatnya pulau penyu dan rawa pening.. oalah..pantes kerajinan enceng gondok mahal... lha perajinnya dimana, sumber tanamannya dimana??? oooo pantes.

setelah itu, kami mampir di kebun buah naga dan agrowisata. tempat ini jauh dari ekspektasiku... kumuh.. karena tumbuhan rosela ting blengkrah tidak karuan. kami tidak mendapatkan buahnya.. karena habis panen. hanya ada satu buah yang masih hijau.. lumayanlah.

setelah minum es buah naga yang rasanya menurut Judith kayak legen, kami memutuskan untuk berlayar di laguna...


mmmm... semilir angin menyapu wajah, membuat lier-lier..
dan dolan tanpa makan adalah hil yang mustahal, maka dengan agak sedikit melingkar kami kembali ke daerah congot. karena katanya sih warung seafood Yu Sum enak banget. maka kami memesan udang masak mentega, dan bawal goreng, lalapan dan sambal tentu saja... mmmmm yummy... walau udangnya tidak habis pasti....


ini jalan2 yang seru.. satu yang kuiri dari Judith... asemmmmm maemnya dia banyak banget (hehhee) dan tidak gemuk... lha aku... bernapas aja jadi daging.... rrrrrghhhhhh