Malam udah agak larut… aku merapatkan jaketku, menahan angin yang membuat hawa menjadi lebih dingin….
Ahhhhhh…dahsyatttt banget romantis banget….
Lampu berkelap-kelip di sepanjang danau,
yang membentang indah di sekeliling hotel Bravo Gui Lin….
Ya…. Gui Lin emang kota kecil di sisi Timur PRC… tapi dia menyimpang kedahsyatan alam yang menurutku pantas dikunjungi honeymooners…. Siang maupun malam, tetap indah buat memanjakan mata, rasa, dan cinta….
Di depan hotel ada 4 danau yang bersambung satu dengan yang lain. Danau ini dulunya danau alam, yang mati airnya.. shingga pyuuuuuhhhh bauuuuuukkk buanget katanya waktu itu
Maka pemerintah menyedot seluruh lumpur dan air…. Dan mengasatkannya (apa basa indonesiane???? Gotchaaaa…… mengeringkannya…).
Kebayang ndak…. Danau yang sangat luas, dikeringkan….. gila benerkan…..
Terus disemenlah dasarnya, dan diisi air baru
Pembangunan keseluruhannya hanya memakan waktu sekitar 4 tahun. Dan jadi danau super romantis yang kalo kita berperahu malam hari melebihi Venice.
Setiap sudut diberi lampu yang menyorot ke atas daun-daun pohon ki hujan
(pohon liang liu dalam bahasa cina), ke bawah, ke arah air, sehingga memberi warna perak…..
Trotoar yang mengelilingi danau… sangat bersih, aman (sampai jam 10 malam masih banyak anak kecil yang main sepatu roda sendirian tanpa ortunya), tidak ada pengemis… (asli blas ga ada)…
dan tidak ada asongan yang menguntit kita kemanapun (kayak indonesia ya???? Gubrakk &%$(*&^(*)
dan di beberapa sudut, tampak para senior melakukan taichi… di sudut yang lain sekumpulan anak muda, berlatih salsa, sekumpulan yang lain menari kayak poco2…
(aku hanya mikir…. danau UGM… harusnya bisa dimake over kayak gini… danau UI depok…. potensial banget…. Lha tapi kok ga pernah terlintas di benak landscaper kita ya??? Ga terlintas? Males terlintas? Atau ga peduli????)
Dan di beberapa sudut selalu diberi hal yang eyecatching… wis to….
Mau jalan muter… mau naik perahu diiringi denting dawai… semua romantis banget
Gui Lin di waktu siang ga kalah asik…
Kita diajak menyusur kali selama 4 sampai 5 jam, ke hulu…..
Di mulai dari elephant trunc…. Bukit yang mirip gajah lagi mimik…
Kemudian pemandangan mengalir indah… dibelai angin yang sejuk
Pohon bambu di sana-sini, bunga kuning liar menyeruak mata
Pedagang asongan dengan getek bambu berteriak menawarkan (tanpa memaksa) dengan kata yang seragam. Hellloooooo….. beautifullll….. please buyyyyyyyy… best price….
Dan hebatnya makin sampek ke tujuan barangnya makin aneh!
Kapal masih bergerak…ada bukit kapur berbentuk tanduk kambing terlihat crown cave
(yang ga mirip mahkota sih hehehe, atau aku yang ga bisa berimajinas???)
… kemudian dewi Kwan Im
…. lalu nine horses…
semua harus pintar mengimajinasikan… indah….
(aku diam, dan bermimpi… kapan kali ciliwung jadi sepermai ini????
Kapan pinggir bengawan solo, mampu menyaingi wisata sungai ini…..)
(tourism ternyata bukan sesuatu yang bisa berkembang sendiri… dia tetap butuh menyusu, butuh ditetah, butuh direction…rasa syukur atas endowment, bukan hal yang bijaksana bila tidak disertai dengan tindakan… Tourism butuh kemasan, Tourism butuh promosi, sehingga ga hanya kebakaran jenggot ketika diambil bangsa lain. Tourism butuh suport dari seluruh masyarakat… dan itu yang tidak kurang dipunyai Indonesia)
4 komentar:
wow ika baru pulang dari "stone forrest?" ......posting lagi dunk pics nya..aku selalu ingin kesana......
Ika habis traveling toh...
iya Indonesia emang nggak perhatian blas sama pariwisatanya padahal sangat potensial dan terbukti bagus en indah2.
Halo mb Ika, aku dah pernah ke Guilin, tp pas lagi panas bgt. Emang bagus.. Fotonya ada lagi ga? btw, aku pindah ke sini, ganti alamat tok
http://unevieavecmoi.blogspot.com
@tisi... alam guilin emang indah ya tis... tapi sebetulnya indonesia juga punyalah yang mirip2 gitu. hanya bedanya pemerintah mereka bisa mengelola, pemerintah kita??? ga tau kemana tuhhhhhh heheheh
Posting Komentar