Kemudian dilanjutkan masuk Yerusalem lagi, menuju ke Kapel Kenaikan. Kapel Kenaikan Yesus yang kecil dan berbentuk kubah, tampak sepi juga. Didalamnya ada batu yang dikelilingi pagar rendah, dan ada lilin menyala. Batu itu adalah pijakan Yesus ketika naik ke Surga. Ada satu sudut di kapel ini yang ditutup dengan tembok, karena Kapel ini pernah digunakan sebagai masjid. Dan kebetulan tembok itu adalah kiblat, sehingga lubang ditutup. Gereja Pater Noster, adalah tujuan berikutnya. Gereja Pater Noster adalah tempat dimana Yesus pertama kali mengajarkan doa Bapa kami. Disana tertera berbagai bahasa di seluruh dunia. Indonesia diwakili oleh bahasa Indonesia, jawa, batak dan sunda. o ya.... bunga mawar di sini... buesar2, warnanya bright dan sangat harum.
Meskipun siang ini terik sekali, tapi semangat nggak boleh luntur dong... Langkah mengayun ke Lembah Kidron. Lembah yang sangat indah, karena kita bisa memandang, Jerusalem lama dan baru sekaligus. perpaduan berbagai gereja, masjid dan sinagoga, sangat menawan mata.
Jerusalem kota yang dahsyat tempat 3 agama besar terlahirkan. Berjalan menyusuri lorong, akhirnya sampai ke Sanctuary of Dominus Flevit. Tempat Yesus menangisi Yerusalem. Dalam kemenangannya Yesus memasuki Yerusalem dengan menaiki keledai. Ketika sampai di kota itu menangislah Dia, katanya: "Sebab akan datang harinya, bahwa musuhmu akan mengelilingi engkau dengan kubu, lulu mengepung engkau, dan menghimpit engkau dari segala jurusan, dan mereka akan membinasakan engkau berserta dengan pendudukmu ..."
membayangkannya membuat aku miris.
Di dekat Lembah Kidron, masuklah kami ke taman Getsemani. Taman yang indah, dengan pohon yang akarnya berasal dari jaman Yesus. Yesus berdoa disana sebelum maut menjemputnya.
Persis di sebelah taman Getzemani, berdiri Gereja Segala bangsa. Gereja ini adalah sumbangan dari 16 bangsa. Kubah-kubahnya didekorasi dengan mosaik yang menawan. Menurut saya Gereja ini merupakan gereja yang paling indah ornamennya di Yerusalem. Di altar depan ada 4 patung Penginjil yang masing-masing memegang satu buku persembahan. Didalamnya pula ada batu tempat Yesus berdoa.
Dari seberang jalan pemandangan ornamennya pun tak kalah indah.
Perjalanan dilanjutkan ke St. Peter galicantu Church. tempat Petrus menyangkal Yesus 3 kali. Di puncak pelataran gereja, lembah Kidron dan kota lama Yerusalem terlihat begitu memukau. Matahari sore yang bersinar lembut, memberikan temaram yang indah.
Bukit Sion adalah tempat berikutnya. Sayang kami tidak bisa masuk ke Gereja maria karena sudah terlalu sore. Akhir Bapak Uskup Sintang mengambil gitar, berkumpullah kami, dan menyanyi dengan suka cita.
Dari atas bukit Sion, terlihat jelas Dome of the rock yang berkubah emas, dan Masjid Al Aqsa yang berkubah hitam.
Kaki penat bekas pendakian gunung Sinai tidak terasa. Dengan berjalan pelan, aku menuju ke Tembok ratapan. Beberapa teman menitip doa di tembok ratapan. Tembok ratapan atau tembok barat, merupakan tempat paling suci bagi bangsa Yahudi. tempat ini merupakan peninggalan dari Bait Allah kedua. Peringatan atas penghancuran Yerusalem, dan mengenang rerutuhan Bait Allah, membuat orang Yahudi, berdoa, menangis dan meratap di tembok ini. (meski begtu pada 48-67, Yahudi tidak dapat berdoa, karena tembok ini dikuasai teritori Yordania). Aura yang sangat besar terasa di tembok ini.
Aku serasa menyaksikan kepedihan, keindahan, dan penghancuran yang berjalan sekaligus. Bukankah seharusnya kasih melebihi segalanya???
Tidak ada komentar:
Posting Komentar