Ika: "Tak kancani tugas di Madiun mau?"
Metreks: "yo muuaaaauuuu buanget..."
Ika: "tapi syaratnya, besok pagi2 sekali kita cari matahari terbit di Cemoro sewu, kemudian sorenya kamu ngasih trainingnya dipercepat supaya kita bisa lihat sunset di danau, dan pagi harinya lagi berangkat jam 5 lagi, biar dapet blue sky and ocean... wokkee??"
Metreks: &^%$#%^&!!!!!
Itulah cara paling efektif mencuri perhatian kekasih hati, dengan bertindak menjadi istri yang solekah mau mengantarkan suaminya, namun sebetulanya ada hidden agenda. Dan itu lah yang membuat aku bisa yang-yangan untuk yang ke sekian kalinya. Jangan pernah membayangkan yang-yangan kami adalah bermesraan, sambil mendengarkan musik lembut, makan di atas tempat tidur dan belanja belanji ya.... Yang yangan dalam kamusku adalah memaksa Sumetreks untuk mau bermobil ria menyusuri jalan-jalan apik, dan bersedia menghentikan mobil di mana pun aku pingin potret... hahahah.
Maka pagi-pagi sekali jam 5 pagi, kami sudah berangkat dari Ibis Solo, menuju ke Tawangmangu.. jalanan masih begitu lengang. Beberapa mbok bakul tampak masih mengayuh sepedanya denagn lambat, menuju pasar-pasar tradisional. Bau harum nasi liwet terus menggoda indra penciumanku... Ayoooo nggak boleh mampir dulu kan mau cari sunrise di Cemorosewu.
Tapi nasib baik ternyata belum terlalu berpihak. Matahari terbit mak bedunduk sudah agak tinggi, maka aku tidak berhasil mendapatkan foto yang cantik. Tapi tak apalah. begitu mendaki Tawangmangu, pemandangan menjadi sedemikian menakjubkan. Daun-daun beraneka warna, gradasi gunung dari kejauhan yang diselimuti kabut... tidak lagi memerlukan kata untuk menjelaskannya.
Daun tusam, daun cemara menjulang seakan menyetuh gunung wilis di ujung yang lain. Perjalanan mulai menurun menuju ke arah magetan. Danau sarangan juga tampak membiru. Suasananya sedikit berbeda, karena di sekiling danau telah dipenuhi dengan hotel-hotel.
Matahari masih menunjukkan pukul 7.30 waktu itu. Kanan kiri jalan dipenuhi dengan batang-batang edelweis yang penuh dengan daun. Wah andai aku sempat melihat dia menguncup.... pasti putih Edelweis ini akan tampil memesona. Perjalanan terus menurun. Magetan adalah kota berikutnya sebelum madiun. Aku dan Metreks memutuskan untuk makan pagi dulu. Kami memilih warung makan jawa, yang menyajikan pecel, dan aneka jenang. Warung ini di tengah kota, di dekat pasar baru. Magetan kota kecil, sehingga tidaklah terlalu ramai. lalu lintas di pagi hari terasa sangat santai. Kami menikmati sarapan tidak terlalu bergegas. Masih cukup waktu sebelum kekasih hati harus kasih training di madiun.
Ok.... lanjut lagi. Ke Madiun tidak lah terlalu lama lagi. tinggal sekitar 45 menit. Sampai deh di Madiun... Masuk hotel Merdeka... kayaknya sih satu-satunya hotel besar di Madiun, dan terletak di pusat kota. Si Metreks langsung ke tempat training, dan aku langsung buka laptop untuk menyelesaikan laporan PHP PTS yang tertunda dan harus segera kirim.... Hahhaha lumayan juga... punya waktu sampai jam 4 untuk menyelesaikan laporan....
Theng.... jam 15.30... saatnya dolan lagi... Kali ini tujuannya adalah danau Ngebel. Danau Ngebel tidak terlalu jauh dari Madiun. Kita bisa mengambil arah ke Ponorogo, dan kemudian belok kiri. Danau ini letaknya cukup tinggi. Perjalanan mendaki walau tidak terlalu terjal. Dan yang menyenangkan adalah dusun dusun yang kami lalui... Seluruh dusun menanam pohon buah. Jadi suasananya amboi banget. Buah rambutan memerah di setiap halaman. Belum lagi melihat duren, apokat, nangka bergantungan... Betapa sejahteranya mereka. Sebagian menggelar hasil panenannya di sepanjang jalan.
Setelah mendaki dengan mobil cukup lama... maka sampailah kami di danau yang sangat tenang. Kawasan ini belum dikembangkan secara penuh. Jadi masih sangat alami. Beberapa pemancing... duduk diam di sekeliling danau... suasanannya sungguh hening.
Kami naik mobil mengelililngi danau. Danau ini tidak terlalu besar... tapi kalau jalan kaki lumayan capek juga pasti.. hahaha... Matahari mulai menyelinap, namun belum sunset. Air di danau berubah menjadi keperakan kadang keemasan...
Kami memutuskan untuk kembali ke Madiun lagi... tapi karena belum lihat sunset.. kami memutuskan untuk nongkrong di PLTA ngebel... yang kebetulan berada di puncak bukit, sambil menunggu matahari tenggelam. Kira-kira jam 18.15, langit mulai kuning merah...bayangannya menyentuh pucuk-pucuk kelapa... wow super...
Aku bersyukur... selalu dapat menikmati keindahan alam, hanya lewat permainan gradasi warna, hijaunya daun, suara angin.... tidak perlu ke mall dan belanja tas bermerek.... aduhhh luar biasa. Setelah mentari tenggelam, kembalilah kami. Mampir Ponorogo untuk jajan sate.. dan diakhiri dengan duren... wowwww.... nikmatnya ...
1 komentar:
Thank you for sharing information on your website, blogging greetings
Obat Ambeien Apotik
Posting Komentar