Sudah lama aku ingin melakukan slow travel. Slow travel? Yup.. kalau by definition, slow travel adalah travelling long distances over land and sea rather than by plane, especially because you are concerned about the environment or because you want to spend time enjoying the journey...
Pagi hari pas baca femina sambil P*p... [kebiasaan berjam-jam menghabiskan bacaan di toilet nih...] jadi tambah pingin lagi. Ya tentunya nggak mungkin travelling long distance to... jadi aku bilang ama Metreks: "Pak... sambil nunggu eki pulang lomba kimia, kita jalan yuk... tapi dengan undian koin mengenai arah ya..". Maka garuda untuk timur dan angka 500 untuk barat... Jadilah kami berjalan ke barat, tanpa tujuan sebenarnya. Hanya mau bermobil pelan, maksimal 60 km. Bila ketemu simpangan... ya tinggal milih kiri kana atau terus... karena nggak mungkin mundur kan?
Maka mobil membawa kami ke arah wonosari... emang sih nggak timur banget.. tapi kan brarti habis timur ke selatan heheh.... Menikmati hutan jati sepanjang jalan... Jangan dibayangkan gunungkidul gersang... sekarang dia sangat hijau dengan berbagai tanaman besar termasuk buah2an.
Nah karena belum sarapan, maka tujuan pertama adalah Mbah Jirak. Rumah makan sederhana di pinggir Sungai Jirak. Wah dengan nasi gogo merah yang mengepul, ditambah trancam, lodeh lombok ijo, iwak kali, oseng-oseng daun kates, iso, babat dan empal.... ini makanan mewah untuk brunch. Berdua kami menghabiskan 57ribu termasuk minum..
Ok.... perjalanan dilanjutkan. Keluar dari Mbah jirak, Kami melihat plang besar... Kalisuci... wisata khusus bukit karst.. Maka itu pilihan berikutnya... perjalanan tidak terlalu jauh dari mbah jirak.. hanya sekitar 7.5 km. Jalan yang bagus, dan suasana desa yang lengang sangat mengasikkan. Kiri kanan jalan, tidak lagi tandus. beberapa petani menanam jagung dan ketela... suasananya mengasikkan. Mata yang biasa penat dengan HP dan Laptop langsung menjadi benderang.
Sungai mengalir cukup deras di tengah bukit kapur. Mungkin karena musim hujan ya... Ada seorang ibu yang sedang mencuci dan mandi.. Ada rasa syukur dalam hati... hidup di jogja, yang tida mengharuskan aku berjalan jauh mencari air... bayangkan kehidupan ini setiap hari, naik turun gunung kapur demi air....
Sungai yang mengalir deras terlihat melintasi gua... Sayangnya kami tidak boleh masuk ke gua tersebut tanpa pemandu... dan sayangnya lagi... si pemandu sedang ke tegalan... jadi ya sudahlah.... kami nikmati apa yang ada...Sambil duduk di atas batu sungai.. berbicara dengan kekasih hati tentang pilihan2 hidup, tentang teman2, tentang cinta itu sendiri...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar