Setelah puas mencumbui danau-danau di lekuk gunung ... saatnya mulai perjalanan menurun menuju utara Bali... yup.. Singaraja adalah tujuan berikutnya. Pantai Lovina adalah pantai yang kami pilih untuk menghabiskan malam ini. Sebenarnya sih ada air terjun Gitgit yang menarik untuk dikunjungin... namun karena lagi malas jalan.. jadinya kami memutuskan langsung ke Lovina saja.
Pantai Lovina
Hotel yang kami pilih adalah Aneka Lovina.. hotel yang langsung bersentuhan dengan pantai. Kamar yang kami pilih memiliki connecting door dengan kamar anak2.. jadi pastinya malam ini dapat dilalui dengan asik, karena bisa saling ngobrol...
Hotel ini bentuknya memanjang. Kiri kanannya ada kamar-kamar... di tengah taman ada kolam pancur kecil dengan dolphin di tengahnya. Ya... Lovina memang terkenal dengan dolphinnya. Kamar dengan pintu bali yang khas.. Gembok didepan.. ukiran merah dipintu.. Dan.... kejutan... tempat tidur berkelambu, dengan bunga kamboja di atas tempat tidur.. upss terbayang malam romantis terjadi [hahahah ini impian... maklum setelah menyopir panjang, dan bangun pagi ke airport, sebelum misa natal sampai malam, akhirnya kami memilih tidur karena besok pagi2 harus mengejar lumba lumba].....
Singaraja di waktu malam
Setelah istirahat... kami memutuskan mencari makan... Nah.. ini kesulitan terbesarnya. Berbekal catatan, katanya ada daging yang disebut BEKJUK di jalan Gajahmada, daging sapi diolah nggak tau apa... udah muter kemana mana nggak ketemu... wahhhh nanya kemana mana malah pusing... karena petunjuk satu dan yang lain berbeda. akhirnya kami malam itu makan seadanya, di suatu pasar, dekat jembatan, makan siobak, daging babi dengan kuah kental.. nggak enak sih.. enakan siobaknya pasar pathuk atausemarang. Yang penting perut kenyang dan tidak masuk angin.
Terus karena belum ngantuk kami coba jalan ke pantai. Sebenarnya pengetahuan tentang kota ini minim sekali. Informasi di internet tidak banyak. Ndilalah.... kami menemukan daerah wisata rakyat yang cukup ramai di pantai singaraja. Di sana ada Kelenteng Ling Gwan Kiong, dan bangunan kuno beberapa. Lumayanlah, dari pada tidak ada sama sekali.
Klenteng Ling Gwan Kiong, adalah tempat ibadat Tridharma. Klenteng ini berada di bekas pelabuhan Buleleng. kelenteng Ling Gwan Kiong merupakan kelenteng tua dan dikeramatkan di Buleleng yang didirikan tahun1873 masehi. Dari prasasti yang terpasang di atas patung utama Yang Mulia Toa Kong Co Tan Hu Cin Jin terdapat tulisan Ling Yuen Kong dalam aksara Tinghoa yang membuktikan bahwa kelenteng megah itu dibangun tahun 1873 masehi. Nama Ling Gwan Kiong (bahasa Hokkian) bermakna Istana Sumber Sakti. Sejak berpuluh-puluh tahun lalu kelenteng berarsitektur Tiongkok itu dipakai sebagai tempat beribadat bagi masyarakat Tionghoa yang beragama Buddha Tridharma di Kabupaten Buleleng.
Setelah puas poto sana sini. maka kami memutuskan untuk pulang ke hotel... maklum besok pagi jam 5.30 waktu bali, alias jam 4.30 WIB harus sudah siap untuk melihat tarian lumba-lumba.... Malam ini aku bermimpi bertemu si lumba-lumba... [hahahha bondan prakosa banget...]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar