Setelah selesai berfoto dengan raja, aku segera keluar karena upacara segera dimulai. Saya mencoba mengambil posisi yang pas, supaya bisa memotret dengan leluasa. para pengunjung tidak boleh menghalangi tempat duduk Raja yang harus lurus dengan patung lembuswana. di plafon terlihat daun beringin yang digantungkan, berbagai sesaji, dan kursi kerajaan bertingkat dari bambu,
Upacara Beluluh adalah upacara adat Keraton Kutai. Alkisah, upacara adat beluluh ini dimuali pertama kali di Tanjung Ruana Kutai lama. Kisahnya pada tahun 1300an , di permukaan sungai Mahakam muncul seorang bayi perempuan. bayi tersebut tidur diatas balai bambu kuning (buluh, makanya menjadi beluluh), beralaskan kain kuning (makanya seluruh asesoris istana berwarna kuning). Kemunculan bayi yang bernama Puteri Karang Melenu ini diusung oleh 2 Lembuswana jantan dan Betina,. Lembuswana adalah hewan bebentuk gajah, tapi ramping dan memiliki sayap. Puteri Karang Melenu ini akhirnya menjadi permaisuri Adji Batara Agung Desa Sakti dan menjadi raja Kutai Kartanegara yang pertama. Para dayang dan penjaga istana sudah siap berjejer sepanjang tangga dengan membawa beberapa senjata, dan tempat untuk sirip pinang.
Upacara ini termasuk upacara Tepug tawar. jadi Raja ditepungtawari. dan selama 7 hari festival Erau, raja tidak boleh menginjak tanah. Raja yang sekarang adalah yang ke dua puluh bernama Sultan H. Aji Mudammad Salehuddin II. Setelah keluar dari dalam Kedaton, raja (dengan memakai kacamata hitam, dan dituntun, karena sudah sangat sepuh) duduk diatas kursi bambu berselimut kain kuning.
Doa-doa dilantungkan oleh dua pemangku adat Dayak laki dan perempuan, dalam bahasa Dayak. Aura magis segera berhamburan. Kemudian raja diminta untuk mengambil air bunga, dan didalamnya ada uang logam. uang logam itu digosokkan ke mata raja agar semakin "wikan" dan bijaksana (forward looking mungkin ya...). Kemudian raja di tepung tawari. Nah air bunga ini dan beras aneka warna ini nanti akan diperebutkan masyarakat.
Upacara berlangsung singkat, dan raja segera masuk kembali. Para kerabat kedaton segera mengambil air bunga tadi. Dan surprise, seorang ibu, memercikan air ke muka saya.... pengawal raja di sebelah saya segera bilang... "wah mbak sangat beruntung, itu bagus sekali artinya". dia masih menambahkan..."mbak...segera ambil beras itu sebelum diperebutkan di bawah. Maka saya mengambil sejumput beras. Seorang bapak berlari ke saya, "Bu...boleh saya minta berasnya ibu.." saya beri dia sebagian beras dalam genggaman saya. dan tiba-tiba datang orang lain dan berkata "Mbak...ini saya beri yang berwarna hijau ya...saya lihat mbak kurang satu warna hijau.." wah terimakasih sekali.... karena katanya ketika warna itu komplit, akan semakin baik. mereka menganjurkan beras ini disimpan di dompet... hehehe.... asik saja mengikuti acara adat mereka. dan satu lagi...aku dapat pisang... yang harus dimakan saat itu...ya semua merupakan tradisi yang menarik dan unik.
setelah selesai acara, maka saya menyempatkan diri melihat makam raja-raja Kutai di belakang. Yang berrumah dan berkain adalah raja.
Di bagian belakang ada replika gua Gemplong, tempat dulu raja mengungsi pas jaman penjajahan.
Lengkap sudah kunjungan kali ini, keunikan tradisi yang sungguh indah...