Selasa, 02 September 2008

Trowulan - sisa kejayaan masa lalu

Sabtu lalu, ketika melayang di udara dari jogja ke malang (tentu saja mendaratnya di Surabaya). Aku kebetulan membuka majalah pesawat itu. dan Uihhhhhh... ada foto cantik TROWULAN.
wah... spontan aja, aku pikir, aku harus mampir ke sana.
jadilah perjalanan ke Malang, dilewatin Mojokerto dulu biar bisa mampir menengok sisa kemegahan Majapahit.

Candi pertama yang dikunjungi adalah Candi Brahu.

seluruh candi di situs Trowulan, berbahan bata merah, dan bukan batu kali. jadi warnanya lebih eksotis. Candi ini dulunya untuk pembakaran mayat. bentuknya sama dengan yang ada di gambar-gambar kerajaan majapahit, tapi lihat bagian atas ini. ada 3 buah cerobong asap, tempat mengeluarkan asap pembakaran.
Di sekitar candi masih banyak terdapat buah Maja. Mirip peluru yang besar.

siang terik itu tidak menghalangi keinginanku. aku melaju ke SItus berikutnya. Kolam Segaran... kelihatannya ini dahulu dipakai sebagai tempat mandi para prajurit. sekarang sih dijadiin kolam ikan. siang panas itu banyak orang yang memancing ikan di sana.


Selanjutnya perjalanan menuju ke Candi Kedaton.Candi ini nggak kayak candi. karena hanya mirip fondasi rumah. Ketika digali ditemukan 5 makam di sana. Makamnya Wahita, Puyengan, Dewi Murni dan Pandansari. Mereka adalah istri Brawijaya V. dan ada satu lagi kerangka, yang setelah diteliti diketahui laki-laki. kerangka itu masih tergeletak di kotak kayu, karena restorasi dihentikan pada tahun 1990. jadi nggak ada yang ngopeni. kasian banget kan.
Di depan Kedaton, ada sumur Windu. Sumur ini dianggap keramat. airnya digunakan untuk kesembuhan. Tumpukan fondasi lain menunjukkan tempat untuk bersemedi. dan ada yang unik di sana. Karena ketika sesorang ingin masuk ke ruang semedi yang berkedalaman 2 meter . tidak semua orang dapat masuk. kadang-kadang meskipun orang itu sangat kurus, bisa jadi dia tidak dapat masuk karena memang tidak diijinkan masuk.... wuihhh mistis banget. dan liatlah.... masih banyak sesaji di sana.

Candi berikutnya adalah candi Bajang ratu... candi ini semacam pintu gerbang. bentuknya masih sama. suasananya etnik banget. bagus dan rapi.

candi terakhir adalah candi Tikus. Diberi nama candi Tikus, karena ketika dibongkar banyak sarang tikus di sana. Sebetulnya candi ini adalah petirtaan... semacam kolam... yang berisi air, untuk mandi. sayang saat ini udah nggak ada airnya lagi...

aku pulang dengan badan cukup gosong (padahal nggak mungkin tambah item, wong wis polll....heheheh), dan mikir. gila Kerajaan majapahit itu. kalo situ ini tergali semua dan tidak termusnahkan. pasti lebih besar dari Angkor Wat. Candi-candi ini musnah karena adanya perbedaan keyakinan dan agama (peralihan dari majapahit menuju ke Demak). saat itu raden Patah, yang notobene anak dari Brawijaya V dan Puteri Campa, memusnahkan seluruhnya, karena tidak mau meninggalkan sisa candi, yang dianggap musyrik. salah satu pintu gerbang masih tampak di daerah demak, yang diberi nama Lawang...
wah eman-eman banget ya..... andai, suatu pergantian - apapun - tidak perlu dengan pemusnahan... tentunya ini akan sangat spektakuler...

8 komentar:

Anonim mengatakan...

wah mbak Ika, jalan-jalan melulu ya?
Asyik jg nih kelihatannya. :D

Kandar Ag. mengatakan...

Byuuuh... angan-angan ini melayang ke jaman kejayaan masa lalu dengan keindahannya yang masih tergurat di situs-situs itu, Mbak Ika! Mrinding aku...

Naaaah lho... foto-fotonya makin keren juga!

retnanda mengatakan...

wah..

dari bbrp postingan mbak ika kan sptnya akan berteriak setuju kalau kita gerakan penyelamatan cagar budaya Indonesia..

setujukah???

kalau iya... pls respond saya sedang menggalang pendukung untuk menyelamatkan cagar budaya kita yang sekarang banyak tergusur demi keuntungan belaka

Anonim mengatakan...

hello mbakyu,
wis suwi tenan gak mampir rene....
wah jalan-jalan terus yo, kagak takut item soale kulitnya dah item...
gek kapan aku iso jalan-jalan ke jaman mak lampir n majapait, lha mung isa nonton ndek tipi ae wis senenge rak ilok.

Anonim mengatakan...

blogwalking neh..., lam kenal aja ya mbak ika...

Anonim mengatakan...

hi ika ... salam kenal kembali :) what a nice blog! saya cinta banget sama trowulan selain kompleks percandian di muntilan, jogja, solo dan sekitarnya.

astrid savitri mengatakan...

yup! sudah pernah kesana
tapi masih pingin kesana lagi

terakhir kali ke Trowulan, gak sempat lihat buah Maja itu sih:)

Anonim mengatakan...

hu..hu..hu.. kapan aku bisa ke sana ?

fotonya cantik2 Ka, ngiri aku :)