selalu ada moment yang memberi nilai bagi kekayaan batinku
dan moment itu kuperoleh senin minggu lalu
kebetulan (jawa banget yahhhh) aku nyasar bisa masuk 9 besar lomba penulisan artikel BI
tentang efektivitas komunikasi kebijakan moneter bank sentral
dari judulnya, ketika pas membuat yang terbayang adalah artikel yang ekonomi bangeeettttt
nah ketika minggu malam kami masuk ke hotel Milenium
dengan teman2 baru dari berbagai kota
ngobrol sana ngobrol sini,
ternyata latar belakang kami amat beragam
dari yang ibu rumah tangga, sampai yang duoktor ada
dan ketika Pak Rizal dari gajayana menunjukkan papernya yang penuh "cacing"
maka batinku, wah ini menang nih dia, tulisannya menarik
maka ketika senin kami berangkat ke BI
tidak ada beban sih dihatiku, aku hanya menikmati
dan seneng karena aku punya banyak teman S1 di sana
jadi bayanganku pasti seru
ketika pengumuman itu tiba, aku dapet nomer 6
Rizal dapat nomer 9, David yang sangat ahli berkomunikasi dan pinter mendapatkan simpati publik lewat kartunya (hahhahah) dapet juara 5
sahabatku, sekaligus asistenku Mora... ini top juara 3 (dia belum lulus s1 tapi udah dikontrak conoco) , dan Anik si kecil mungil pengkaji gender dari malang juara 8.
tapi yang membuat aku paling surprise dan menyerap begitu banyak wisdom adalah Diah
seorang ibu rumah tangga dari gunung kidul, berlatar belakang pendidikan SPd, dan penulis cerpen anak, mendapat juara 2. tulisannya tentang saatnya BI berkomunikasi dengan Tukang becak. Inspiring......
kenapa inspiring???
...........kadang aku tidak berani melakukan satu tindakan baru
dan terkukung dengan atribut yang melekat dalam diriku
misalnya... wah kalo aku nulisnya jelek... malu dong..
wah kalo aku ngirim terus ga menang.... isin noooo
terlalu banyak wah, dan wah dalam diriku
dan itu sindrom yang menghinggapi juga teman2 S2 dan S3
yang merasa terbeban dengan keilmuannya
sehingga justru membikin kami tidak produktif
dari peristiwa senin kemarin, aku menimba kedalaman
semua yang lalu dalam sikapku, pasti ada sedikit arogansi keilmuan
kalo tidak aku pasti akan feel free ketika menulis
tidak terbeban apapun
buktinya Diah... dalam kesederhanaan pikirannya, ada sesuatu yang sangat logis dan indah untuk disampaikan....
so..... sekarang bukan saatnya berdiam, tentu sekarang saatnya berbagi dengan menulis lebih banyak...
tx ya Diahhh.. telah menginspirasi aku
tx buat teman2 baruku... yang uhhhhh gilllllaaaaa ya kita....
(suprise pula, Bu Mir (Miranda Goeltom maksudku), masih sangat ingat aku.
padahal dia hanya ketemu aku pas ujian2x karena Bu Mir adalah pengujiku. tapi seperti dalam sebuah seminar, pas presentasi Bu Mir masih bisa nunjuk aku yang duduk dibelakang sebagai peserta. seperti penelitian ika itu lo.... katanya... dan kemarin pas penerimaan hadiah, dia kembali tersenyum padaku dari bangkunya, sambil menunjuk diriku dan bicara ke Pak Burhanudin dan Pak Hartadi, itu mahasiswa yang kuuji.... bagiku ini dahsyat. kenapa? ya orang dengan kesibukan dan memori yang pastinya penuh kayak bu Mir... masih bisa mengingatku. ini menunjukkan respek yang luar biasa dan penghargaa pada hal sekecil apa pun. padahal aku?? kadang mahasiswaku yang mana aja lupa.. payah kali aku ini... hehehhee)
padahal dia hanya ketemu aku pas ujian2x karena Bu Mir adalah pengujiku. tapi seperti dalam sebuah seminar, pas presentasi Bu Mir masih bisa nunjuk aku yang duduk dibelakang sebagai peserta. seperti penelitian ika itu lo.... katanya... dan kemarin pas penerimaan hadiah, dia kembali tersenyum padaku dari bangkunya, sambil menunjuk diriku dan bicara ke Pak Burhanudin dan Pak Hartadi, itu mahasiswa yang kuuji.... bagiku ini dahsyat. kenapa? ya orang dengan kesibukan dan memori yang pastinya penuh kayak bu Mir... masih bisa mengingatku. ini menunjukkan respek yang luar biasa dan penghargaa pada hal sekecil apa pun. padahal aku?? kadang mahasiswaku yang mana aja lupa.. payah kali aku ini... hehehhee)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar