Menjadi periset harus siap menjadi pengelana... Halah... ini alasan sederhana seseorang yang sangunya cumpen namun niat dolannya tinggi.
Kebetulan sekali salah satu paper diterima untuk dipresentasikan di Tamkang University... maka terbanglah aku dan mbak Murti menuju Taiwan, tentu saja dengan ongkos semurah mungkin. Maka rute yang ditempuh pun menjadi agak panjang. Pagi berangkat dari Jogja ke KL. dari KL lanjut mampir untuk nginep semalam ke Kinabalu. Dan baru pagi harinya kami berangkat ke Taiwan.
Maka makanlah kami di TASTE OF ASIA... dengan menu nasi rendang, oseng buncis dan tofu... uhhmmmm enak juga
Ok... perjalanan dilanjutkan... kali ini terbang ke Kinabalu. Kalau dipikir mbolak mbalik sih.. karena Kinabalu kan di Borneo... ehhehe... tapi gimana lagi ini yang termurah. Sampai di Kinabalu sudah jam 19.00. Kami sudah dijemput oleh petugas Crown Borneo Hotel. Hotel Budget yang bersih, dan hanya 15 menit dari Bandara. Sengaja mencari hotel yang dekat karena besok pagi jam 6 pesawat ke Taiwan sudah harus terbang lagi...
Hotel ini terletak di daerah pecinan... maka tentunya dengan mudah kami menemukan makan. Ada warung cina sederhana, tanpa menu dan didepannya cuman terpampang sayuran. Dengan bahasa melayu yang kental mereka menawarkan apa yang akan kita makan. Akhirnya pilihannya adalah sup Horenso... bayam jepang itu lo dengan tofu masak daging..
Karena malam sudah larut.. segeralah kami tidur... arrrggghhh tidurnya nggak nyenyak... mungkin karena takut terlambat bangun besok jam 3 pagi.... tak apalah.. namanya juga pelesiran.
Dengan muka masih ngantuk, akhirnya jam 4.20 kami tiba di bandara kembali. Ada serombongan anak muda dari SARnya Kinabalu yang akan berangkat mbuh kemana. Pagi itu... matahari menyinari gunung-gunung Kinabalu yang mencuat dibalik awan... keindahan pagi itu, membuat aku berpikir... betapa cinta Tuhan akan diriku.
Sarapan pagi di pesawat kami pesan Chicken rice.... lumayanlah.... di dalam pesawat, lebih banyak digunakan untuk ngobrol ngalor ngidul, bicara tentang kerjaan, bicara tentang nilai hidup dan bicara tentang cinta.
Mendarat di Taipei Internasional Airport... terasa sekali keberaturan di sana... bersih... tertib... jangan coba2 naik eskalator berduaan... karena bisa ditabrak orang. Pakailah sisi sebelah kanan, karena jalur kiri adalah jalur orang yang akan berjalan cepat di atas eskalator.... Hehehhehe membayangkan Indonesia... wahhhh betapa kita tidak memiliki banyak etiket.
Kami memiliki teman yang paling hebat... Mbak Watik.... dia menjemput kami langsung di bandara... sangat untung kami dijemput... kalau tidak mungkin benar2 ekstra keras berpikir.. maklum sangat sedikit yang bisa bicara inggris... dan semua tulisan berhuruf kanji... terimakasih banyak ya mbak Watik...
Perjalanan ke Danshui berjalan lancar.. dengan 800 NT kami naik taksi [gelap].. hehehe.... perjalanan menyusur pinggi pantai siang itu terasa nyaman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar