Minggu, 05 Juni 2011

.....naik "jet coaster" di Curug Sawer [hari kedua Situgunung]

Aneh to??? ke air terjun Curug Sawer kok naik "Jet Coaster"... tapi kalo tidak aneh, nanti bukan Ika??? hahahaha.... asliii ki... ini bener2 naik "Jet Coaster" untuk mencapai air terjun yang sangat alami dan indah.

Hari kedua kami di Situgunung, ditekadin untuk bangun pagi karena pingin menangkap kabut di danau. Tapi apa daya wine effect menjerat kami. Sehingga baru bangun jam 7 pagi. Setelah mandi dengan air hangat tentunya... aku dan mas Ratri bergegas naik mobil masuk ke hutan lindung lagi. Aga dan Eki nggak mau bangun.. ngantuk katanya.

Pagi ini masih sangat sepi... bekas hujan semalam membuat pakis dan damar menjadi lebih hijau. Suasana senyap. Setelah memarkir mobil, kami berjalan santai berdua. Kali ini tidak tergesa-gesa. Beberapa sinar matahari yang menerobos pucuk-pucuk daun memberikan sensasi tersendiri. Hutan menjadi bergradasi, dari hijau pupus, hijau lembut, hijau kemerahan dan hijau pekat. Aku membayangkan sebuah kehidupan.. ya.. kehidupanku begitu bergradasi warnanya. Dan itu menimbulkan spektrum warna yang indah.

Begitu sampai danau Situgunung... Nahhhhh ini dia.... danau yang selama ini aku lihat di web, yang katanya menjadi dambaan begitu banyak fotografer.. dan ternyata memang indah. Pantulan warnanya, ada merah kuning hijau, semua membayang dengan jernih.

Asap putih di tepi lain danau juga memberi hal yang berbeda. Beberapa orang menaiki rakit dengan teduh, dan beberapa pemancing, melempar pancingnya tak bersuara. Seolah takut mengganggu ikan yang sedang bercumbu di keheningan pagi.

Setelah puas... kami berjalan kembali ke mobil. Di tengah jalan ditawarin 2 tukang ojek. "Pak, Bu.. ke air terjun?", sapa mereka. "Berapa?" tanya mas Ratri. "empat puluh ribu perorang" kata mereka. Waduuuuhhh mahal banget. Mereka memberi alasan, jalannya berat. Akhirnya setelah tawar menawar deal di harga 25 ribu perorang.

Ternyata kalau memakai motor, maka kami harus keluar dari hutan lindung dulu, turun menuju obyek wisata yang dikenal sebagai Cinumpang. Dan ternyata sodara-sodara... setelah bayar di pos pertama... pengalaman sensasional dimulai.. Jalan yang dilalui.. sangat sempit. benar-benar jalan setapak. Tepi sebelah kanan adalah tebing, tepi sebelah kiri jurang. Jalan tanah yang diselingi batu, menanjak, baik, turun, berkelok.... huaaaaahhhh.... aku pegangan jok sepeda motor kenceng banget. takut jatuh dan takut mlorot ke sopir ojek itu.... Setiap membentur batu... jeglokkkkk... shock breker langsung bersuara keras.... waduhhh ngeri super ngeri..

Akhirnya sampailah kami di tanah yang agak datar, yang ternyata kami harus turun karena tidak mungkin diteruskan dengan ojek. Dengan kaki ndredeg,... aku bilang sama mas Ratri,.... "kita pulang jalan saja.... aku kepuyuh puyuh... takut banget..." ternyata.. kata pak ojek kalau pulang harus jalan 3 km, dengan bentuk tanjakan dan turunan yang lebih mengerikan bila memilih jalur hutan lindung... akhirnya ya apa boleh buat... heheh

Jalan sempit penuh pakis, sungai mengalir kecil, dan jembatan bambu... ini petualangan yang sempurnan.

Dan....ketika masuk ke curug sawer.... semua ketakutakan sirna... air terjun yang sungguh indah... sungguh alami..

Sempatkanlah ke sana kawan.

Pagi itu kami sarapan ketupat sayur di villa cemara, dan pulang melalui Puncak. Dan rasanya tidak afdol bila tidak mampir Puncak Pass untuk sepiring poffertjes..


Tidak ada komentar: