Masih Hari Rabu...
Setelah berkunjung ke museum... aku bertanya ke pak penjaga arah Rumah Betang. Longhouse, khas Dayak. Katanya sih nggak jauh dari museum. Dan bisa memintas jalan museum. Maka dengan semangatnya aku kembali berjalan kaki [sendiri] menghirup teriknya pontianak.... Wah kulit serasa merekah. sepanjang jalan dekat selokan, aku menemukan putri malu yang tidak berbunga ungu.. tapi kuning. Aneh juga menurutku.
Wow... ternyata di depan itu membentang RUMAH BETANG. masuklah aku ke gerbangnya. Celingak celinguk sebentar, dan menemukan pak karcis yang sedang menyapu.
Aku nanya: Berapa Pak, harga Tiketnya?,
Dia Jawab: Sukarela bu....
Aku bilang lagi: OK kalau gitu saya tambahin ya pak, tapi bapak ngikutin saya, karena saya nggak ada yang motret...
hahaha... narsisku tersalurkan deh..
Maka berjalanlah kami berdua di Longhouse yang tidak terlalu long. Rumah ini dari kayu berwarna hitam... dua tingkat. Yang atas juga dari kayu. Di beberapa tempat aku menemukan wadah sesaji, yang digantung di atap. Biasanya sesaji akan diturunkan setelah hari kesekian.
Dan ternyata, Si Bapak ini adalah seniman lukis. Dia dan teman-teman yang melukis ornamen indah, seperti tatoo dayak di sepanjang dinding.
Ada yang berbentuk Naga Anjing, Naga ular, ada tempayan, ada dewa, ada bunga. Semuanya menggambarkan harmoni. Dan ternyata bentuk tempayan itu menggambarkan hukuman yang harus ditanggung ketika seseorang melawan adat. Semakin besar kesalahan maka tempayannya akan semakin besar. Dan harga tempayan itu bisa sampai jutaan, belum termasuk ayam, babi, hasil bumi yang harus diserahkan untuk menebus dosa... Uihhh menarik juga ya, cara mereka menjaga moral.
Oke hari Rabu siang ini harus diakhiri dengan fotooooo......
Besok pagi adalah hari terakhir di Pontianak. Besok jatahnya mengelilingi istana dan anak sungai kapuas.... semoga lebih menarik dibanding hari rabu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar