Senin, 29 Juni 2009
Jawa Timur - dolan numpak mobil
Madura....masih membutuhkan sentuhan
Selasa, 09 Juni 2009
Euforia Emosi Negatif
Rasa hangat nafsu "membunuh" itu menjilat-jilat tubuh Sang Bagawan. Sampai hawa panasnya terasa masuk dan melilit dinding-dinding bisu, meski Sang Bagawan tidak berada di
(tiba-tiba aku merasa takut...merasa sangat takut. Takut terjilat api itu...takut tidak mampu menemukan kata hati, takut menjadi tuli, karena dentangnya terlalu kuat, takut menjadi bisu, karena suaraku diredam oleh berbagai ilusi....)
Tekukan muka dan senyum lebar yang muncrat dari Sang Bagawan, seakan menyiratkan kemenangan..Kemenangan yang mungkin dia sendiri tidak mengerti maknanya. Kemenangan yang mungkin suatu saat akan berubah menjadi kekalahan, andai dia tidak juga merubah sebaran emosi negatifnya...
Emosi negatif bagaikan air terjun, yang bergolak, berbuih, dan membutuhkan tempat untuk menyarangkannya... Tempayan bejana kadang tidaklah cukup untuk menampungnya...dan rembesannya akan memberi hawa negatif pula bagi rumput di sampingnya. Kenapa kita mencoba merubahnya menjadi tetesan air? Kadang kita menjadi sumir, dalam membedakan. Ini konsistensi, kebenaran, keangkuhan atau hanya sekedar luapan emosi negatif...Butuh hati yang hening, karena itu menciptakan kebeningan...
Ketika aku membuka Anthony de Mello, dan menemunya...semoga menjadikan aku lebih tenang dan bening:
"Orang tidak ingin membuang rasa iri hati, rasa cemas, rasa marah, dan rasa salah karena emosi-emosi negatif itu memberikan kepada mereka sensasi, perasaan sungguh-sungguh hidup," kata Sang Guru.
Dan beginilah ia memberikan ilustrasi.
Seorang tukang pos mengambil jalan pintas melalui rerumputan dengan naik sepedanya. Sampai di tengah, seekor sapi jantan melihatnya dan mengejarnya. Orang yang
"Nyaris kena, ya?" kata Sang Guru yang menyaksikan peristiwa itu.
"Ya," kata orang tua itu terengah-engah. "selalu begitulah selama ini."
(Berbasa-basi Sejenak, Anthony de Mello, Penerbit Kanisius, Cetakan 1, 1997)
Senin, 08 Juni 2009
Solo di waktu tidak malam
maka melajulah kami bertiga dari Semarang ke Solo.... sekalian jalan-jalan karena udah cukup lama tidak dolan bareng.
Maka perjalanan yang tidak terlalu pagi itu dimulai..
belum lagi berjalan jauh...si Eki udah mulai rewel lapeeerrrrr..... Maka diputuskan untuk mampir ke Banaran Coffee Plantation. Coffee shop ini sebenarnya tersebar di banyak tempat. Tapi yang di daerah Tuntang, memiliki kebun kopi yang lumayan luas.
Bunga Kopi dan beberapa kopi yang berwarna merah tampak semburat di sela-sela daun yang rimbun.
Pesanan datang...apalagi kalo bukan minuman kopi istimewa pake krimer... langsung membuat mata melek di pagi dingin itu. Makanan yang kami pilih untuk sarapan pagi ini adalah, Bebek goreng, dan pecel dengan telor ceplok... mmmmm yummy yummy banget.
Ok.... setelah perut kenyang perjalanan pun dilanjutkan. obrolan ringan kiri kanan, menyeruak di antara deru mesin.
Hari ini kami memilih Lor in sebagai tempat menginap. Bukan apa sih...kebetulan ada manten di sana. dan kebetulan kami mendapat free room. jadi tidak ada salahnya memanjakan diri week end ini. Kamar yang kami tempat sangat nyaman. Menghadap langsung ke kolam ikan... asikkk.
Nah selanjutnya apalagi kalo bukan berenang. Kolam yang biru, dengan air yang tenang, sungguh mengundang...
Puas berenang, saatnya mengeringkan rambut dan bersiap-siap untuk pesta manten...Hmmm pesta manten di taman Lor In sangat menarik. lampu yang berkerlip kecil memberi suasana romantis....
Ok.....lelah njagong manten...saatnya tidur dong....karena pagi besok, aku ingin ceprat-cepret cari yang indah-indah....
Mmmm... suasana taman tropis begitu nyaman buat jalan-jalan. Pohon kelapa di sana-sini, bluluk kecil yang jatuh, rumput manila hijau dan suara gemericik air, memberi ketenangan pagi itu. Bebek-bebek kecil berebut makanan ketika aku melempar nasi ke kolam... aduhhhhh indah sekali..
Dan pagi ini semakin lengkap dengan sepincuk pecel ndeso. Nasi merah, Mlandingan (mlandingan ini mengingatkan ku akan masa kecil...gila aku nakal banget, senengnya menek tembok tetangga untuk ambil mlandingan), bothok, kembang turi, daun sembukan (ini baru pertama kalinya aku maem. Kata ibuku, daun ini bikin kentut..hahaha), dan dilumuri bumbu wijen. Wow.... what a nice week end...