Rabu, 30 Januari 2008

bunga di Kaliurang

rumah kecil kami di Kaliurang, selalu memberikan warna yang berbeda setiap detik waktu. dan bunga-bunga indah ini muncul di ujung januari
 kalo tidak salah ini hortensia, warna ungunya cenderung ke biru. indah banget dan kompak. kelopaknya kecil2, tapi menyatu erat.

yang ini ga tau namanya  tapi bunganya mirip lonceng merah



                    kalo ini sih kembang sepatu. warna apa pun dia tetap eksotis dan timur banget     

bunga sederhana ini  aku hanya ingat, waktu kecil, aku suka membikin uler-uleran dari buahnya. ditempel ke daun. wah.... kayak ulat beneran.


dua bunga ini  dan ini  bunga liar biasa. namun keindahannya ga kalah dengan bunga budidaya

(aku jadi mikir.... ketika orang boom dengan jemani, dengan gelombang cinta, dan "membuang" sekian puluh juta untuk menikmatinya.... sementara di sisi lain, beberapa sahabat harus makan sego aking?????? wah.... harusnya mereka lebih sering jalan di gunung, untuk melihat kesederhaan bunga rumput............. keindahan tidak selalu identik dengan kemahalan)

6 komentar:

M Fahmi Aulia mengatakan...

wah, bagus & indah sekali..
jadi ingin jalan2 lagi :-)

salam kenal juga Ika :-)

Anonim mengatakan...

wah kalau ke kaliurang, aku jadi ingat jadah goreng mbah carik mbak... sambil ngopi uenak bgt...
hah, tapi bebeng kok jadi kayak planet antah berantah yah...

ika rahutami mengatakan...

@fahmi, kaliurang masih dahsyat tapi udah agak berubah sih.
@sandemoning, mbah carik.... mmmmm yummy, apalagi maemnya sambil liat kabut dan rumput basah...jadah anget....

Anonim mengatakan...

Senang sekali ya bisa menikmati alam seindah itu. Biarlah kita nikmati saja dia dan jangan dikomentari karena adanya dia adalah bukan seperti itu, bukan seperti komentar kita. Ketika kita mengatakan indah pada sekuntum bunga, kita sudah mereduksi eksistensinya. Biarlah dan janganlah kita buat konsep. Nikmati saja........

ika rahutami mengatakan...

@fratertelo... wah angel ki konsepnya... jangan dikomentari karena akan mereduksi eksistensinya. nikmati saja...
kayaknya sederhana, namun dalam banget lo.. butuh suasana meditatif untuk tidak melibatkan pikiran kita dalam melihat sesuatu. dan hanya hati yang jernih, rasa yang pasrah yang bisa menangkap beningnya karya Sang Cipta

Anonim mengatakan...

Naaaaah, bener bu, ngono kuwi yang kumaksud.