Rabu, 18 Februari 2009

berguru pada humble

Selasa pagi kemarin, aku harus bertemu dengan Irwan hidayat, bosnya Sidomuncul.

Pertemuannya sih untuk keperluan kampus karena kami berminat menjadikannya beliau icon dalam promosi fakultas.
dan ternyata yang di dapat tidak hanya kesediaannya aja. hmmmm aku belajar untuk jadi lebih humble dari pak irwan.
setelah kami muter-muter keliling pabrik (sayangnya nggak boleh memotret) yang bau harum. Campuran antara jahe, kayu manis. terus bau harum kunyit... enak banget. dan melihat banyak perempuan yang diberdayakan di sana, maka akhirnya kami diterima di ruang rapat yang sederhana. dan pak Irwan masuk dengan sederhana pula.

kaos berkrah dan celana jeans. Sikapnya yang sangat welcome segera mencairkan suasana.
dia banyak cerita tentang kesederhanaan hidup yang tentu saja dibarengi dengan kerja keras.
ada cerita tentang keseimbangan, bahwa hidup nggak cukup hanya pinter, perlu pula kemampuan untuk memahami dan mengerti orang lain... dan ini yang mungkin sering terlupakan.

ketika makan siang tiba, dia mengajak kami ke saungnya di pinggir danau. sebenarnya sih masih di lokasi pabrik, hanya rasanya kita nggak di semarang lagi. rumah joglo yang bagus, ditengah rerimbunan aneka tanaman, termasuk tanaman langka. ini asik banget, karena tidak semua orang punya kesempatan untuk masuk ke kawasan ini.

ada sangkar burung yang sangat besar dan kandang macan. kayaknya ini macan yang sering digunakan untuk iklan sidomuncul.
masih dengan lauk yang sederhana, bakmi goreng, ca tahu, dan ayam goreng, perbincangan diteruskan.

mengalirlah cerita tentang strategi pengembangan korporasi, kombinasi antara air, api dan danau...

aku puassssss... hari itu tidak hanya sekedar menjalin kerjasama, tapi lebih dari itu, banyak hal yang aku petik, di tengah udara sejuk (padahal di semarang), dan gemericik air. Sikap humble, sikap pejuang, dan sikap senantiasa siap untuk berubah..

9 komentar:

Anonim mengatakan...

betul...biasanya orang sukses yg asli ya seperti itu sifat dan sikapnya deh: humble...beda dg yg nanggung... kakehan kemaki dan kemayunan (jgn2 sptku..oh tiddaaakkk..)

Miss G mengatakan...

asyik banget mbak! pelajaran yg sangat berharga ya? (^_^)

Oooh jadi pernah menang lomba menulis puisi toh mbak, wah ga heranlah puisi-nya mmg berkarakter banget!

Anonim mengatakan...

asri dan indah sekali rumahny abos sido muncul, di jakarta susah dapet tempat spt itu, semua di jadikan mall.
Cuma yang kesian si meong besar itu loh, di kerangkeng... kan dia gak bsia jalan2 dan berlari2. hiks

Sekar Lawu mengatakan...

semoga aku bisa seperti pak Irwan ini, jadi orang pintar...

astrid savitri mengatakan...

beda sama org gak sukses tp ngaku sukses..biasanya mereka belom apa-apa udah sombong duluan :)

love those pictures, mbak!

Anonim mengatakan...

orang kayak pak Iwan jarang2 bisa ditemui ya Ka

ngiler liat foto nasi plus mienya

amethys mengatakan...

wow...asek banget beliaunya yah. tetep humble dan ramah

harusnya semua orang gitu yah Ka..biar dunia ini tentrm

retnanda mengatakan...

iya...
sifat ramah dan rendah hati itu memang sulit..
lha aku.. berusaha rendah hati.. okelah.. memang hatiku ada di dataran rendah....
berusaha ramah....halah.. malah dipandang dengan rasa heran, wong rupane judes kok jadi ramah?? hahaha...

peace ka..peace..
untung sempat ketemu pak irwan hidayat ya? lha aku mung sempet ketemu adine pas jaman sma.. naksir tur ora dadi.. wakakakak!

Anonim mengatakan...

Hmmm, postingan yang menarik. Saya selalu bersyukur saat bertemu orang2x besar yang humble. Mereka adalah cermin diri tentang bagaimana seharusnya bersikap saat ada di atas. Sebuah pelajaran yang sangat berharga tentang kehidupan.